KOLAM PENDEDERAN
MENGGUNAKAN SISTEM 2 MONIK
Pendederan
adalah tahap pelepasan/penyebaran benih (baik tumbuhan atau ikan/udang)
ke tempat pembesaran sementara. Pendederan ikan bisa dilakukan di kolam permanen,
yaitu kolam yang keseluruhan bagian kolam terdiri dari lapisan batu bata dan
semen / biasa disebut kolam tembok. Kontruksi kolam permanen harus kuat pada
sambungan-sambungan pasangan batu bata / batu kali pada lantai dasar dan
dinding kolam karena sebagai penahan air. Dasar kolam dan dinding kolam yang tidak
kuat akan mudah retak dan pecah-pecah sehingga mempercepat peresapan air ke
dalam tanah.
Bentuk
kolam yang akan digunakan untuk membudidayakan ikan ada beberapa macam antara
lain adalah kolam berbentuk segi empat / empat persegi panjang, berbentuk bujur
sangkar, berbentuk lingkaran atau berbentuk segitiga. Bentuk kolam ikan yang
ideal untuk pemeliharaan adalah empat persegi panjang dengan ukuran 100-500 m2
dengan kedalam kolam berkisar 1-1,5 m. Kolam untuk pendederan harus
menggunakan air yang tenang / tidak mengalir agar larva ikan tidak ikut terbawa
arus.
Dibawah ini merupakan ilustrasi desain kolam
semen.
Gambar
1.
Ilustrasi Desain Kolam Pendederan Ikan.
Syarat teknis konstruksi suatu kolam
yang akan digunakan untuk membudidayakan ikan sebaiknya mempunyai :
- Pematang kolam
Gambar
2.
Pematang Kolam Dipotong Melintang
Ukuran dinding
(pematang) kolam sebagai penahan desakan air kearah samping harus dibangun
menurut pertimbangan luas dan kedalam (tinggi) kolam. Dinding (pematang) kolam ikan
yang cukup luas dan dalam harus dibuat tebal dan kuat. Ketebalan dinding kolam permanen dapat
diperhitungkan berdasarkan ketebalan pasang batu bata atau batu kali. Untuk
kolam ukuran besar atau luas, dinding kolam harus dibangun dengan pasangan 1
(satu) batu bata.
- Dasar kolam
Gambar 3.
Dasar Kolam Dari Samping
Di bagian
tengah dasar kolam (nomor 2) dibuat parit (kemalir) yang memanjang dari
pemasukan air ke pintu pengeluaran air (monik). Kemalir dibuat selebar 30-50 cm
dengan kedalaman 10-15 cm. Kowean (nomor 3) berfungsi sebagai tempat
berkumpulnya ikan pada saat proses pemanenan, kedalamannya mencapai 40 cm dan
mempunyai panjang cm dan lebar cm. Kemiringan kolam dari pemasukan air ke
pembuangan (kemalir) sebesar 0,5%. Pada nomor 1 dan 4 merupakan gambar monik.
- Pintu air
Pintu air kolam berfungsi untuk
memasukan air atau mengeluarkan air dari kolam. Yang dimaksud air yang masuk
adalah air segar dan kaya oksigen. Sedangkan air yang dikeluarkan adalah air
kotor didasar kolam yang banyak mengandung amonia, CO2, dan limbah metabolisme
(metabolit) lainya. Inlet dan oulet kolam yang terbuat dari beton disebut
monik. Saluran pemasukan air berfungsi untuk mengalirkan air dari sumber air
keperkolaman, sedangkan saluran pembuangan berfungsi menyalurkan air dari
perkolaman ke luar. Kolam yang baik harus memiliki pintu pemasukan air dan
pintu pengeluaran air secara terpisah. Pemasukan air sebaiknya dibuat pada
tempat yang lebih tinggi dari kolam dan pengeluaran air pada bagian yang lebih
rendah. Dibawah ini
merupakan ilustrasi desain monik pada inlet kolam:
Gambar
4.
Pintu Masuk Air
Gambar
5. Pintu Masuk Air dari
Samping
Monik pada inlet kolam memiliki 4
kotak yang masing dipasang papan dan 1 kotak dipasang saringan. Saringan disini
menggunakan saringan yang lembut sehingga larva ikan tidak bisa keluar. Tinggi
papan disesuaikan dengan tinggi air yang dikehendaki. Pada gambar 5, nomor 1
dipasang papan, nomor 2 dipasang saringan, nomor 3-5 lima dipasang papan.
Setelah pemasangan papan maka akan terbentuk ruang antar papan. Pada nomor 6 diisi
dengan zeolit secukupnya. Zeolit ini mempunyai beberapa fungsi antara lain:
a. Mampu
meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam air (DO), khususnya elemen SiO2 dan
Al2O3. Pada tahap ini, peningkatan kadar DO secara tidak langsung terjadi
akibat pengikatan amoniak yang bersifat mereduksi.
b. Mampu
menjaga derajat keasaman (pH).
c. Mampu
menjaga kesadahan air (hardness). Mampu mengikat logam – logam berat, seperti
Pb, Fe, Hg, Sn, Bi dan As, yang terdapat didalam air maupun tanah dasar kolam,
yang dapat mengancam kelangsungan hidup ikan.
d. Membantu
tumbuh dan berkembangnya fitoplankton di tambak, sehingga ketersediaan pakan
alami untuk udang selalu terjaga.
Sedangkan
pintu pengeluaran air (monik) yang
memiliki dua kotak tempat papan dan satu kotak tempat saringan. Pada gambar 7, nomor
1 diisi dengan saringan kemudian nomor 2 dan 3 diisi dengan papan. Pada nomor 4
dipasang pipa paralon yang dipasang
didasar kolam di bawah pematang dengan bantuan ppa berbentuk “L” mencuat keatas
sesuai denagn ketinggian air kolam. Dibawah ini merupakan ilustrasi desain monik outlet
Gambar 6. Pintu Keluar Air
Gambar 7. Pintu
Keluar Air dari Samping
Penggunaan kolam tembok mempunyai beberapa kelebihan
diantaranya:
1.
Pada
tembok terjadi difusi udara sehingga memungkinkan tumbuhnya tumbuhan renik
(Pitoplankton) sehingga dengan sendirinya akan muncul banyak binatang renik (
zooplankton ).
2.
Umur
Penggunaan pada kolam tembok relatif lebih lama yakni mampu bertahan hingga 5 –
10 tahun.
3.
Dengan
kolam tembok telah terbukti mampu meredam perubahan suhu sehingga suhu dalam
media tetap stabil.
4.
Pengaturan
air yang lebih mudah
Meski mempunyai banyak kelebihan, kolam tembok juga
mempunyai beberapa kekurangannya yaitu;
1.
Pembuatan
kolam tembok membutuhkan biaya relatif lebih mahal.
2.
Sifatnya
yang permanen sehingga tidak bisa dipindah-pindah.
3.
Menyisakan
sedikit kerepotan pada saat pemanenan tepatnya pada saat pengerukan lumpur dan
pengeringan kolam.
4.
Pada
kolam yang baru dibuat perlu dilakukan perendaman terlebih dahulu dengan air
yang dicampur serabut kelapa selama 2 mingguan, tujuannya agar zat-zat yang
membahayakan dalam semen dapat ternetralkan.